Valentine Day di Jepang (meriah euyy)
nani ga aru kana, naze atashi wa doki doki suru ne |
bicara tentang bulan februari tidak dapat dipisahkan dengan moment yg disebut “valentine day” alias hari kasih sayang. Hampir disetiap penjuru dunia mengenal dan atau merayakan moment tersebut, terutama dikalangan remaja, termasuk kaum muda di negeri sakura. Apa ajah sih yg dikerjakan kaum muda jepang untuk merayakan valentine day????
Sejarah valentine di jepang.
di jepang hari valentine selalu ditunggu-tunggu kehadirannya, layaknya sebuah perayaan besar seluruh lapisan masyakarat disibukkan dengan akitifitas untuk menyemarakkan hari kasih sayang ini. Dapat dilihat dari semaraknya pernak-pernik yg dipajang di berbagai department store atau tempat-tempat lainnya.
Perayaan valentine di jepang identik dengan coklat. Hal ini tidak lain karena sejarah valentine di jepang berawal dari sebuah toko kue “morosov” di kobe, yg berinisiatif mengiklankan produksi coklatnya bertajuk “ coklat valentine”disebuah majalah (12 februari 1936) dalam negeri. Kemudian, bulan februari 1958 merry chocolate company melakukan promosi “valentine sale” di sebuah toko bernama isetan yang berkantor pusat di shinjuku. Namun sayang, tampaknya tidak laris terjual. Penjualan di isetan tersebut pada tahun pertama selama tiga hari tercatat hanya terjual 3 lempengan cokelat termasuk kartu pos seharga 170 yen. Barulah pada tahun 1968, seorang produser sony bernama teruo morita mencoba untuk mempopulerkan hal mengirim cokelat kepada toko kelontong khusus impor yang bekerja sama dengan perusahaannya dengan slogan “valentine day di jepang kami yang buat – nihon no valentine day wa uchi ga tsukutta”. Berkat kerja keras tersebut, masyarakat mulai mengenal valentine day dan tradisi berkirim coklat pada hari valentine ini telah membudidaya dalam kehidupan masyarakat jepang hingga sekarang.
Perayaan valentine di jepang
pada hakikatnya perayaan valentine adalah bentuk ungkapan rasa sayang seorang prajurit romawi (laki-laki) kepada sang istri (perempuan) yang telah setia menantinya selama perang. Tidak mengherankan jika pada moment valentine digunakan kaum lelaki untuk menyampaikan segenap perasaannya pada wanita yg dikasihi.
Namun di jepang, semua tradisi tersebut seolah terbalik. Di jepang, pada hari valentine hanya kaum hawa yg boleh membagikan coklat (biasa disebut: “honmei choco”) pada pria yg disukai, sebagai gantinya apabila sang pria yang telah menerima coklat juga mempunyai perasaan pada sang wanita maka ia akan menebusnya dihari putih “white day” yang jatuh pada tgl 14 maret (sebulan sesudah valentine).
Seiring perkembangan jaman, tradisi berkirim coklat mengalami perkembangan yg signifikan. Kebiasaan ini, tidak lagi hanya ditujukan pada pria yg diidamkan, melainkan merambah pada kalangan perusahaan yakni pada atasan dan rekan kerja sehingga muncul istilah “giri choco”. Tidak jarang para wanita jepang juga membagikan coklat kepada teman akrab yg kemudian disebut “tomo choco”. Tak lupa sang wanita juga menyiapkan coklat untuk dinikmati sendiri sebagai “mai choco”.
Selain coklat sebagai pemegang peran utama dalam perayaan valentine, tradisi berkirim kartu valentine pun masih turut serta menambah ramainya perayaan hari kasih sayang di negeri sakura ini. Biasanya kado kecil berupa barang kesukaan sang pria juga menjadi pelengkap dalam mengugkapkan rasa kasih sayang.
sukiatte moraimasenka....atashii wa honto ni suki cha |
Meriahnya valentine
hampir disetiap tempat menjual coklat valentine |
penjual coklat tak pernah sepi pengunjun |
semua pengunjungnya cewek!! |
oishii so desu ne... |
takai ne! |
gk tega mknnya!!!!! |
mau coba ngasih semangka kyk gini?? |
0 komentar:
Posting Komentar